Pribadi guru yang baik atau buruk akan mewarnai
sikap, pola pikir, dan tingkah laku siswa. Oleh karena itu, penting kiranya
untuk memahami bagaimana menjadi guru yang efektif. Stephen R. Covey yang
menyatakan bahwa ada tujuh ciri kebiasaan manusia efektif yaitu:
(1) Be proactive(berpikir proaktif)
Ciri utama seseorang dikatakan proaktif adalah
dia tidak menyerah pada suatu keadaan. Manusia efektif tidak terbelenggu oleh
suatu kesulitan, ia mengubah kesulitan menjadi sebuah peluang baik dalam
berkarir. Demikian juga halnya dengan profesi guru. Guru efektif tidak akan
terbelenggu oleh persoalan, tetapi ia selalu berupaya mengubah persoalan
menjadi tantangan dan peluang dalam berkarya.
Guru efektif tidak mencari kambing hitam terhadap
ketidakberhasilan suatu pendidikan. Mereka selalu berupaya mencari jalan keluar
dari suatu kesulitan. Dalam mengajar mereka berupaya menerapkan berbagai macam
metode pembelajaran yang inovatif, dengan harapan siswanya dapat belajar dengan
baik dan dapat mencapai kompetensi yang maksimal. Tidak cukup hanya metode
pembelajaran yang inovatif, guru efektif juga memikirkan dan merancang media
pembelajaran yang inovatif dan efektif yang digunakan sebagai sarana belajar siswa.
Sikap proaktif seorang guru yang efektif tidak
terlepas dari daya kreativitasnya. Guru yang kreatif selalu berupaya mencari
alternatif keterbatasan yang ada. Tidak ada akar rotan pun jadi. Tidak ada
media pembelajaran yang memadai, guru efektif berupaya mencari media alternatif
yang dapat menunjang pencapai hasil belajar. Proaktif seorang guru yang efektif
tidak hanya dalam hal pembelajaran di kelas, di lingkungan sekolah pun mereka
proaktif dalam menjalankan kegiatan sekolah yang lain.
Sikap yang berlawanan dengan proaktif adalah guru
reaktif. Mereka mudah sekali bereaksi dan reaksinya selalu negatif terhadap
suatu persoalan. Guru reaktif memandang negatif terhadap suatu kebijakan maupun
perubahan. Mereka berprasangka buruk terhadap kebijakan baru yang dianggap
tidak sesuai dengan dirinya. Mereka lebih banyak terbelenggu oleh berbagai
persoalan dan tidak bisa mengendalikan persoalan tersebut sebagai sebuah
peluang perubahan ke arah yang lebih baik. Tentu, guru reaktif tidak akan
menjadi efektif dalam menjalankan profesinya.
(2) Begin with the end in mind (memiliki
tujuan yang jelas)
Guru efektif harus memiliki tujuan (visi dan
misi) mendidik yang jelas. Mereka tidak hanya asal mengajar untuk menggugurkan
kewajibannya sebagai seorang guru. Guru efektif mengajar dan mendidik untuk
tujuan tertentu dan memiliki arah tujuan pembelajaran. Visi dan misi utama
seorang guru dalam mendidik adalah membangun masa depan bangsa dan negara
melalui pendidikan.
Setiap kegiatan pembelajaran memiliki makna dan
tujuan akhir yang harus dicapai oleh peserta didik (siswa). Mendidik tidak
hanya memberikan dan mentransfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge)
tetapi pendidik harus bertanggung jawab dan memiliki kemampuan dalam
pengelolaan pembelajaran (manager of learning), guru juga harus dapat
mengarahkan (director of learning), dan guru juga sebagai fasilitator
dan perencana kegiatan siswa (the planner of future society).
Guru yang tidak memiliki tujuan, maka dalam
pembelajaranya akan tidak bermakna dan terasa hampa tanpa arah yang jelas. Mereka
hanya memandang profesi guru adalah pekerja yaitu “mengajar untuk mendapatkan
upah”. Sikap yang demikian dapat berimbas pada hasil pembelajaran. Pembelajaran
siswa juga akan tidak terarah dan tidak bermakna sehingga pada akhirnya tujuan
pembelajaran tidak akan tercapai.
(3) Put first things first(pandai membuat
dan meentukan skala prioritas)
Manusia yang efektif bertindak dengan skala
prioritas. Dia bertindak tidak sembarangan dan asal bertindak. Tindakannya
selalu diarahkan pada tujuan-tujuan yang jelas dan mulia. Dengan skala
prioritas, kegiatan manusia lebih terencana dan terarah sehingga tujuan
hidupnya dapat tercapai dengan baik sesuai keinginan. Sebaliknya, manusia yang
tidak bisa menggunakan skala prioritas tidak akan efektif, targetnya tidak akan
tercapai karena mereka tidak dapat menentukan skala prioritas.
Sebagai seorang guru, skala prioritas juga sangat
dibutuhkan dalam menentukan arah kegiatannya. Di sela-sela aktivitasnya yang
padat, seorang guru efektif akan selalu menemukan skala prioritas kegiatan yang
harus didahulukan. Prioritas utama sebagai seorang guru adalah mengedepankan
kepentingan masa depan siswanya dalam belajar. Lebih konkrit lagi prioritasnya
adalah ketercapaian kompetensi belajar siswa sebagai modal dasar dasar dalam
kehidupan siswa di masa depan.
Ketika bertindak sebagai seorang guru,
kepentingan siswa adalah yang utama daripada kepentigan pribadi atau kelompok.
Tidaklah efektif jika siswa hanya diberi catatan atau disuruh mengerjakan
latihan soal, sementara guru melakukan kegiatan untuk kepentingan pribadi yang
sebenarnya dapat ditangguhkan.
(4) Think win-win(berpikir menang-menang),
(5) Seek first to understand, then to be
understood (senang bekerjasama),
(6) Synergize “The whole is greater than the
sum of its parts (memperhatikan orang lain)
(7) Sharpen the Saw (selalu belajar
sepanjang waktu).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar