Pukul 13.00. Sudah 30 menit aku menunggu
kakakku yang berjanji akan menjemputku pulang selkolah siang ini. Aku kesal
bila harus menunggu. Aku mulai bosan. Marah. Aku meneleponnya. Tapi diujung
telepon sana tak ada yang menjawab.
Akhirnya aku putuskan untuk pulang sendiri saja.
Sesampainya di rumah, aku langsung mencarinya.
"Mas.... Mas....."
"Ma, mas Agus mana?" tanyaku pada Mama.
"Lho, tadi 'kan ngejemput ke sekolah" Mama
keheranan.
"Ditunggu-tunggu nggak datang, ya udah pulang sendiri
aja!" jawabku.
Aku langsung pergike kamarnya. Mengetuk pintu, namaun taka
ada jawaban. Aku membuka pintu kamarnya.
Aneh, tidak biasanya kamarnya tidak dikunci seperti ini,
pikitku. Tapi aku tidak menemuinya si kamarnya.
Aku bingung. Lantas berfikir, mungkin ia lupa untuk menjemputku.
Mungkin ia lebih memilih menemani pacarnya pergi ke mall atau apapun itu aku
tidak peduli.
Aku marah.
Satu hari, dua hari, kakakku tidak pulang ke rumah. Aku
tidak mencemaskannya. Tapi Mama terlihat begitu khawatir.
"Kemana kakakmu itu.. Dua hari kok nggak pulang.."
Aku hanya diam. Lalu telepon berdering, Mama yang
mengangkatnya. Mama terdian. Diam. Kemudian menutup teleponnya, dan memelukku!
"Mas Agus masuk rumah sakit. Kecelakaan..."
Aku tak tahu harus bagaimana! Aku tak tahu perasaanku saat itu
seperti apa.
Marah? Kesal? Haru? Sedih? Galau?
Setelah mendengar kabar itu, kami langsung ke rumah sakit,
tempat Mas Agus dirawat.
Kulihat wajahnya pucat dan terbaring lemah. Aku duduk
disampingnya.
Ia terbangun, lalu tersenyum. Mengusap kepalaku dan berkata:
"Maaf, Mas nggak jemput kamu kemarin.."
Aku hanya diam. Memandangi matanya yang kecoklatan.
Ia lalu menunjuk ke arah sofa yang terletak tidak jauh dari
tempat ia berbaring. Aku mengikuti arah telunjuknya.
Terbaring sebuah boneka beruang besar berwarna ungu di sofa
itu. Aku menatap kakakku.
"Itu, hadiah buat kamu. Hadiah yang Mas janjiin buat
kamu!" ia membalas tatapanku.
Aku menangis. Air mataku meleleh. Aku memeluknya.
Ternyata alasannya tidak menjemputku karena ia membelikanku
sebuah hadiah, janjinya padaku bulan lalu.
Namun di perjalanan pulang, ia mengalami kecelakaan.
Sekali lagi, aku menatap matanya yang kecoklatan. Kurasakan
damai di hati ini. Tak ada lagi marah dan kesal. Yang ada hanya kasih dan
sayang.
Ya, dia... Kakakku…………..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar