Rabu, 30 Mei 2012

KRIYA BATIK


KRIYA BATIK

Batik Indonesia

B
atik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik dapat mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian kain. Dalam literatur Internasional, teknik ini dikenal dengan wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dapat dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009.

Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian. Sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan masuknya laik-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung”, dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah bagi kaum laki-laki.

Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tradisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta. Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia (Jawa) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.


Sejarah Teknik Batik

Seni pewarnaan kain dengan teknik pencegahan pewarnaan menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan ditemukannya kain pembungkus pada mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T’ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan sangat menjadi populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan adalah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.

Walaupun kata “batik” berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. Di sisi lain, J.L.A Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A Sutjipto (arkeolog Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuno membuat batik.

G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu.

Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia mambuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya, kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat lembar, sehingga membuat sang Sultan kecewa. Oleh beberapa penafsir, serasah itu ditafsirkan sebagai batik.

Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873, seorang saudagar Belanda, Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19, itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.

Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak., sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Pada saat yang sama imigran dari Indonesia ke Persekutuan Malaya juga membawa batik bersama mereka.

Batik dipakai untuk membungkus seluruh tubuh oleh penari Tari Bedhoyo Ketawang di keraton Jawa.

Ragam corak dan warna batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tetentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warni cerah seperti merah dipopulerkan di Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil inat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisional tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masung-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.

























Baju Batik di Indonesia

Pada awalnya baju batik hanya dikenakan pada acara-acara resmi untuk menggantikan jas. Tetapi dalam perkembangannya pada masa Orde baru, baju batik juga dipakai sebagai pakaian resmi siswa sekolah dan pegawai negeri (batik Kopri) yang menggunakan seragam batik pada hari Jum’at. Perkembangan selanjutnya batik mulai bergeser menjadi pakaian sehari-hari terutama digunakan oleh kaum wanita. Pegawai swasta biasanya memakai batik pada hari Kamis atau Jum’at.

Cara Pembuatan

Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini, batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, polyester, rayon, dan bahan sintesisi lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunkan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan bahan lilin.

Jenis Batik

1.      Menurut teknik

v Batik tulis adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik yang menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
v Batik cap adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik yang dibentuk dengan cap (biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
v Batik saring
v Batik celup
v Batik terap

2.    Menurut asal pembuatan

Batik Jawa
Batik Jawa adalah sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya daerah Jawa yang dikuasai orang Jawa secara turun temurun. Batik Jawa mempunyai motif-motif yang berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarenakan motif-motif itu mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar, akan tetapi mengandung makna yang mereka dapat dari leluhur mereka, yaitu penganut agama animisme, dinamisme atau Hindu dan Buidha. Batik Jawa banyak berkembang di Solo atau biasa disebut dengan Batik Solo.












Batik Solo
Yang Indah Menawan

Warna Batik Solo

Menurut sejarahnya, batik Solo sudah ada terlebih dahulu sebelum batik Yogyakarta. Pangeran Mangkubumi membawa batik-batik dari Kasunanan Solo sebagai dasar untuk menciptakan batik Yogyakarta. Walau begitu, ada ciri khas yang jauh berbeda antara Batik Solo dan Batik Yogyakarta. Kain batik Solo berwarna coklat soga kekunngan. Pada coraknya, tak ditemui warna putih. Motif batik Solo yang paling terkenal adalah sidomukti. Beberapa motif pada batik Solo mengandung filosofi-filosofi yang banyak terpengaruhi dari Filsafat Jawa dan Hindu.
Beberapa contoh ragam hias pada batik Solo beserta maknanya, sebagai berikut:

1.      Lidah api melambangkan api menyala
2.    Burung berarti dunia atas, atau angin
3.    Air dilambangkan dengan Naga
4.    Gunung dilambangkan oleh Meru
5.      Sawat atau sayap, adalah pengejawantahan dari mahkota, atau perguruan tinggi.









                                                    
         


                                                                                                  







 


                                                                                                  





Teknik pelukisan batik menggunakan canting

                                                                  






 





                                      *Batik Solo di pasaran
*Batik di pasaran
TUGAS
PENDIDIKAN SENI
Disusun untuk memenuhi nilai matapelajaran yang bersangkutan
Karya Seni Rupa Terapan Nusantara
Kriya Batik
Disusun oleh :
Ressy Novita Sari
XI IPA 3



SMA NEGERI 1 SOREANG
TAHUN AJARAN 2011-2012
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KABUPATEN BANDUNG






ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$#
Bismillaahirrahmaanirrahiim




Pendidikan Seni

Semester I

Ressy Novita Sari XI IPA 3

*Kriya Batik*

Subjek Hukum Internasional


Subjek Hukum Internasional

Subjek Hukum Internasional adalah pihak-pihak pembawa hak dan kewajiban hokum dalam pergaulan Internasional. Menurut Stare, subjek hukum internasional terdiri dari :
  1. Negara
Negara adalah subjek hukum internasional dalam arti klasik sejak lahirnya hukum internasional. Negara yang berkedudukan sebagai subjek hukum internasional adalah Negara-negara yang berdaulat dan Negara-negara yang setengah berdaulat. Negara yang berdaulat yaitu Negara yang mempunyai pemerintah sendiri secara penuh sehingga tidak tergantung pada Negara lain. Sedangkan Negara yang setengah berdaulat yaitu Negara yang sebagian urusan pemerintahannya bergantung pada Negara lain, tetapi sedikit banyak juga ikut dalam hubungan internasional, hanya saja kekuasaan internasionalnya terbatas.
  1. Takhta Suci
Takhta Suci merupakan subjek hukum internasional yang telah ada sejak dahulu di samping Negara. Hingga sekarang Takhta Suci mempunyai perwakilan diplomatic di berbagai Negara yang memiliki kedudukan sejajar dengan perwakilan diplomatic Negara-negara lain. Takhta Suci merupakan subjek hukum internasional yang sejajar kedudukannya dengan Negara.
  1.  






Sampah Menjadi Masalah


Bagaimana kehidupan masyarakat ke depan, apabila masalah sampah tidak ditangani dengan serius? Belum cukupkah melihat dampak yang ditimbulkan oleh sampah? Banjir? Wabah penyakit? Mengingat semua itu, kita diseret untuk melakukan langkah solusi yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah sampah yang menggunung dan membuat lingkungan menjadi tidak sehat.
Ada beberapa hal kreatif dan efektif yang bisa kita laaukan yaitu menerapkan prinsip 4R, yakni Replace (mengganti), Reduce (mengurangi), Reuse (memakai), dan Recycle (daur ulang).
Langkah Replace dapat kita tempuh dengan mengganti barang-barang yang sekali pakai dengan barang-barang yang dapat dipakai berulang-ulang. Misalnya mengganti sendok plastik dngan sendok alumunium. Sementara itu, langkah  Reduce dapat kita lakukan dengan menghemat dalam menggunakan sumber daya alam sehingga limbah yang dihasilkan sedikit. Contohnya, membawa tas belanja dari rumah tiap kali kita akan pergi berbelanja. Sedangkan untuk melakukan langkah Reuse, kita dapat menggunakan kembali barang-barang yang sudah kita pakai, seperti botol sirup bekas yang kita gunakan untuk menyimpan air minum. Terakhir, Recycle, dengan mendaur ulang barang-barang bekas menjadi barang lain yang bermanfaat.  Misalnya mengolah sampah plastik menjadi alat-alat rumah tangga, dll.
Dengan keempat langkah kecil diatas, kita membantu dunia mengurangi kerusakan lingkungan. Ayo siapa yang mau ikut berpartisipasi mencegah kota ini agar tidak tertimbun sampah?