Senin, 27 Agustus 2012

Last Child - Seluruh Nafas Ini (Feat. Giselle)


lihatlah luka ini yang sakitnya abadi
yang terbalut hangatnya bekas pelukmu
aku tak akan lupa tak akan pernah bisa
tentang apa yang harus memisahkan kita

di saat ku tertatih tanpa kau disini
kau tetap ku nanti demi keyakinan ini
jika memang dirimulah tulang rusukku
kau akan kembali pada tubuh ini
ku akan tua dan mati dalam pelukmu
untukmu seluruh nafas ini

kita telah lewati rasa yang pernah mati
bukan hal baru bila kau tinggalkan aku
tanpa kita mencari jalan untuk kembali
takdir cinta yang menuntunmu kembali padaku

di saat ku tertatih tanpa kau disini
kau tetap ku nanti demi keyakinan ini

jika memang kau terlahir hanya untukku
bawalah hatiku dan lekas kembali
ku nikmati rindu yang datang membunuhku
untukmu seluruh nafas ini

dan ini yang terakhir (aku menyakitimu)
ini yang terakhir (aku meninggalkanmu hooo..)
tak kan ku sia-siakan hidupmu lagi
ini yang terakhir, dan ini yang terakhir
tak kan ku sia-siakan hidupmu lagi

jika memang dirimulah tulang rusukku (terlahir untukku)
kau akan kembali pada tubuh ini (bawa hatiku kembali)
ku akan tua dan mati dalam pelukmu
untukmu seluruh nafas ini

jika memang kau terlahir hanya untukku
bawalah hatiku dan lekas kembali
ku nikmati rindu yang datang membunuhku
untukmu seluruh nafas ini
untukmu seluruh nafas ini
untukmu seluruh nafas ini


Kamis, 21 Juni 2012

Sampah Menjadi Masalah




Bagaimana kehidupan masyarakat ke depan, apabila masalah sampah tidak ditangani dengan serius? Belum cukupkah melihat dampak yang ditimbulkan oleh sampah? Banjir? Wabah penyakit? Mengingat semua itu, kita diseret untuk melakukan langkah solusi yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah sampah yang menggunung dan membuat lingkungan menjadi tidak sehat.
Ada beberapa hal kreatif dan efektif yang bisa kita laaukan yaitu menerapkan prinsip 4R, yakni Replace (mengganti), Reduce (mengurangi), Reuse (memakai), dan Recycle (daur ulang).
Langkah Replace dapat kita tempuh dengan mengganti barang-barang yang sekali pakai dengan barang-barang yang dapat dipakai berulang-ulang. Misalnya mengganti sendok plastik dngan sendok alumunium. Sementara itu, langkah  Reduce dapat kita lakukan dengan menghemat dalam menggunakan sumber daya alam sehingga limbah yang dihasilkan sedikit. Contohnya, membawa tas belanja dari rumah tiap kali kita akan pergi berbelanja. Sedangkan untuk melakukan langkah Reuse, kita dapat menggunakan kembali barang-barang yang sudah kita pakai, seperti botol sirup bekas yang kita gunakan untuk menyimpan air minum. Terakhir, Recycle, dengan mendaur ulang barang-barang bekas menjadi barang lain yang bermanfaat.  Misalnya mengolah sampah plastik menjadi alat-alat rumah tangga, dll.
Dengan keempat langkah kecil diatas, kita membantu dunia mengurangi kerusakan lingkungan. Ayo siapa yang mau ikut berpartisipasi mencegah kota ini agar tidak tertimbun sampah?

MY DIARY

MY DIARY

Senin, 9 Januari 2012, pukul 06.00
Hari ini aku siap-siap berangkat sekolah. Hari pertama masuk sekolah lagi setelah 2 minggu libur akhir semester. Hmm, aku kangen sama Risha. Udah 2 minggu juga nggak ketemu sahabatku itu. Gimana kabarnya, ya? Katanya liburan kemaren pergi ke Surabaya, hmm minta oleh-oleh ah…

Senin, 9 Januari 2012, pukul 20.05
Hahaha ternyata Risha potong rambut! Jadi mirip Dora deh, itu tuh kartun di TV. Tapi satu yang nggak berubah dari dia, sifat humorisnya! Tambah sayang aja deh sama sahabatku itu, hihii… Pagi tadi juga ketemu Ryan di perpustakaan. Duuuhh, tambah ganteng aja!

Selasa, 10 Januari 2012, pukul 19.30
Aaaahhh nggak nyangka, Ryan suka cookies bikinan aku…. J

Kamis, 12 Januari 2012, pukul 18.28
Malem ini, Ryan mau jemput aku. Kita mau pergi nonton. Malem ini juga katanya Ryan mau bilang sesuatu sama aku. Apa yaa? Hahaha, jadi dag dig dug, deh…

Kamis, 12 Januari 2012, pukul 21.21
Nyebeliiiiiinnn!!!!!!!! Ternyata Ryan ngajak Risha! Dan…..dan….Ryan nembak Risha di depan aku! Apa maksudnya? Apa dia nggak ngerti kalo aku yang dari dulu naksir dia? Risha! Risha yang ngerebut Ryan dari aku! Aku benci Risha!

Sabtu, 14 Januari 2012, pukul 19.07
Dua hari aku nggak ngomong sama Risha. Aku nggak peduli! Aku benci sama dia! Ternyata dia bukan sahabat yang bisa dipercaya. Dia ngerebut Ryan dari aku. Pagar makan tanaman! Selama ini, aku kira dia bisa jaga perasaan aku, dan bisa jadi ‘best friend forever’ aku. Tapi ternyata aku salah! Dia menusuk aku dari belakang!
Minggu, 15 Januari 2012, pukul 19.56
Siang tadi Risha ke rumah. Tapi aku nggak mau ketemu dia. Aku terlanjur sakit hati sama dia. Meskipun dia ngasih aku bunga sebanyak apaun, cokelat semahal apapun, dan baju sebagus apapun, aku nggak akan pernah maafin dia!

Rabu, 18 Januari 2012, pukul 20.01
Kok, Risha nggak masuk sekolah ya tiga hari ini? Biasanya dia paling rajin datang ke sekolah dibanding aku. Kok aku jadi mikirin dia, sih? Hmmm, stop thinking about Risha!

Jum’at 20 Januari 2012, pukul 20.15
Tadi siang Kak Firma, kakaknya Risha telepon aku. Katanya Risha masuk Rumah Sakit. Astaghfirullah, ada apa dengan Risha? Seingatku, Risha nggak punya penyakit serius. Paling batuk pilek biasa aja..

Minggu, 22 Januari 2012, pukul 19.45
Aku pergi ke Rumah Sakit, nengok Risha. Aku nggak nyangka ternyata Risha mengidap penyakit leukimia. Itu yang dibilang Kak Firma ke aku. Kak Firma juga bilang, katanya Risha nggak pernah ngerebut Ryan dari aku. Risha sama sekali nggak tau, kalo Ryan bakalan nembak dia. Justru Risha mau bantuin aku supaya jadian sama Ryan. Risha juga nolak Ryan hanya karena nggak mau hubungan persahabatan aku sama dia jadi rusak dan hancur. Aduuhh, Risha, maafin aku yaa. Aku nyesel karena waktu itu aku nggak dengerin penjelasan dari kamu. Maaf! Risha, kamu cepet bangun, ya. Jangan koma melulu. Aku janji begitu kamu bangun dan sembuh, aku bakalan ngajak kamu nonton. Kita beli cokelat lagi. Aku yang traktir, deh.. Cepet bangun dan sembuh, ya.. Aku kangen kamu!!!
iburan kemaren pergi ke Surabaya, hmm minta oleh-oleh ah...ster. hmm,

Subjek Hukum Internasional


Subjek Hukum Internasional

Subjek Hukum Internasional adalah pihak-pihak pembawa hak dan kewajiban hokum dalam pergaulan Internasional. Menurut Stare, subjek hukum internasional terdiri dari :
  1. Negara
Negara adalah subjek hukum internasional dalam arti klasik sejak lahirnya hukum internasional. Negara yang berkedudukan sebagai subjek hukum internasional adalah Negara-negara yang berdaulat dan Negara-negara yang setengah berdaulat. Negara yang berdaulat yaitu Negara yang mempunyai pemerintah sendiri secara penuh sehingga tidak tergantung pada Negara lain. Sedangkan Negara yang setengah berdaulat yaitu Negara yang sebagian urusan pemerintahannya bergantung pada Negara lain, tetapi sedikit banyak juga ikut dalam hubungan internasional, hanya saja kekuasaan internasionalnya terbatas.
  1. Takhta Suci
Takhta Suci merupakan subjek hukum internasional yang telah ada sejak dahulu di samping Negara. Hingga sekarang Takhta Suci mempunyai perwakilan diplomatic di berbagai Negara yang memiliki kedudukan sejajar dengan perwakilan diplomatic Negara-negara lain. Takhta Suci merupakan subjek hukum internasional yang sejajar kedudukannya dengan Negara.
  1. Palang Merah Internasional
Palang Merah Internasional yang berkedudukan di Genewa, Swiaa mempunyai tempat tersendiri dalam sejarah hukum internasional. Organisasi ini terlahir karena proses sejarah, walaupun demikian kedudukannya sebagai subjek hukum internasional telah diperrkuat dalam beberapa perjanjian dan konvensi-konvensi Palang Merah Internasional tentang perlindungan korban perang. Sekarang, Palang Merah Internasional secara umum telah diakui sebagai subjek hukum internasional walaupun dengan ruang lingkup yang terbatas.
  1. Organisasi Internasional
Kedudukan organisasi internasional sebagai subjek hukum internasional sudah tidak diragukan lagi, alaupun pada mulanya belum ada kepastian mengenai hal ini. Organisasi internasional seperti PBB, FAO, ILO, dan WHO memiliki hak dan kewajiban seperti yang telah ditetapkan dalam konvensi-konvensi internasional dan berkaitan dengan anggaran dasarnya.
  1. Orang Perseorangan (individu)
Individu disebut sebagai subjek hukum internasional karena memungkinkan bagi seseorang untuk mengajukan suatu perkara ke muka pengadilan, apabila dalam dirinya terdapat kerugian. Hal ini sesuuai dengan Pejanjian Perdamaian Vrsailles tahun 1919 yang telah menetapkan pasal-pasal yang memungkinkan individu mengajukan perkara ke hadapan Mahkamah Arbitrasi Internasional
  1. Pemberontak dan pihak bersengketa
Pemberontak dan pihak dalam sengketa disebut subjek hukum internasional karena memiliki hak yang sama yaitu :
    1. menentukan nasibnya sendiri
    2. secara bebas memilih sistemm ekonomi, politik, dan social sendiri
    3. menguasai sumber kekayaan alam dari wilayah yang didudukinya






Hikayat Si Miskin


Hikayat Si Miskin

Ini hikayat cerita seorang dahulu kala. Sekali peristiwa Allah subhanahu wata’ala menunjukkan kepada hamba-Nya, maka adalah seorang miskin laki bini berjalan mencari rezekinya berkeliling negeri Antah Berantah. Adapun nama raja di dalam negeri itu adalah Maharaja Indera Dewa. Terlalu amat besar kerajaannya baginda itu, beberapa raja-raja di tanah dewa itu takluk kepada baginda dan mengantar upeti kepada baginda tiap tahun.
Hatta maka pada suatu hari baginda sedang ramai dihadap oleh raja-raja, menteri, hulubalang, dan rakyat sekalian ada di penghadapan, maka si Miskin itu pun sampailah ke penghadapan itu. Setelah dilihat oleh orang banyak si Miskin laki bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing rupanya, maka orang banyak itu pun ramailah tertawa, seraya mengambil kayu dan batu, maka dilemparkannyalah si Miskin itu, kena tubunhnya habis bengkak-bengkak dan berdarah. Maka seluruh tubuhnya pun berlumur dengan darah, maka orang pun gemparlah.
Maka titah baginda, “Apakah yang gempar di luar sana?”
Sembah segala raja-raja itu, “Ya, Tuanku syah alam, orang melempar si Miskin, Tuanku.” Maka titah baginda, “Suruh usir jauh-jauh.”
Maka diusir oranglah akan si Miskin itu, hingga sampailah ke tepi hutan, maka banyak orang itu pun kembalilah. Maka hari pun malamlah, maka baginda pun berangkat masuk ke dalam istana itu, maka segala raja-raja dan menteri, hulubalang, dan rakyat sekalian itu pun masing-masing pulang ke rumahnya.
Adapun akan si Miskin itu, apabila malam ia pun tidurlah di dalam hutan itu. Setelah siang hari, maka ia pun pergi berjalan masuk ke dalam negeri mencari rezekinya. Maka apabila sampailah dekat kepada kampung orang, apabila orang yang empunya kampung itu melihat akan dia, maka diusirnyalah dengan kayu. Maka si Miskin datang, maka masing-masing pun datang. Ada yang melontari dengan batu, ada yang memalu dengan kayu. Si Miskin itu pun larilah tunggang langgang, tubuhnya habis berlumur dengan darah. Maka menangislah ia berseru-seru sepanjang jalan itu dengan tersangat lapar dahaganya, seperti kan mati rasanya. Maka ia pun bertemulah dengan tempat orang membuangkan sampah-sampah, maka berhentilah ia disana. Maka dicaharinyalah di dalam sampah yang berimbun itu, barang yang boleh dimakannya. Maka didapatinyalah ketupat yang sudah basi, dibuangkan oleh orang pasar itu, dengan buku tebu, lalu dimakannya ketupat yang sebiji itu laki bini. Setelah sudah dimakannya ketupat itu, maka baharulah dimakannya buku tebu itu. Maka adalah segar rasa tubuhnya, karena beberapa lamanya tidak merasakan nasi, hendak mati rasanya. Ia hendak meminta ke rumah orang, takut, jangankan diberi orang barang sesuatu, hampir kepada rumah orang itu pun tiada boleh. Demikianlah hal si Miskin itu sehari-hari.
Hatta maka hari pun petanglah, maka si Miskin pun berjalan masuk ke dalam hutan, tempatnya sediakala itu, disanalah ia tidur. Maka disapunyalah darah di tubuhnya iu, tiada boleh keluar, karena darah itu sudah kering. Maka si Miskin itu pun tidurlah di dalam hutan itu.
Setelah pagi-pagi hari, maka berkatalah si Miskin itu pada istrinya, “Ya, Tuanku, matilah rasaku ini, sangatlah sakit rasanya tubuhku ini, maka tiadalah berdaya lagi, hancurlah rasanya anggotaku ini.” Maka ia pun tersedu-sedu menangis.
Maka terlalu belas rasa hati istrinya melihat laku suaminya demikian itu. Maka ia pun menangis pula, seraya mengambil daun kayu, lalu dimamahnya, maka disapukannyalah seluruh tubuh suaminya, sambil berkata, “Diamlah tuan, jangan menangis, sudahlah dengan untung kita, maka jadi selaku ini.”
Adapun si Miskin itu asalnya daripada raja keinderaan, maka kena sumpah Batara Indera maka jadilah ia demikian itu.
Maka adalah suaminya itu pun segarlah sedikit tubuhnya. Setelah itu maka suaminya pun masuk ke dalam hutan mencahari umbut yang muda, yang patut dimakan. Maka dibawanyalah kepada istrinya, maka dimakannyalah laki bini.
Hatta berapa lamanya, maka istri si Miskin itu pun hamillah tiga bulan lamanya. Maka istrinya menangis hendak makan mempelam, yang ada di dalam taman raja itu. maka suaminya itu pun terkenangkan untungnya, tatkala ia di keinderaan menjadi raja, tiada ia mau beranak, maka sekarang ia telah melarat, maka baharulah hendak beranak, seraya berkata kepada istrinya, “Aduhai, Adinda, tuan hendak membunuh kakandalah rupanya ini, tiadakah tuan tahu akan hal kita, yang sudah lalu? Jangankan hendak meminta batrang sesuatu, hampir kepada kampung orang tiada boleh.”
Setelah didengar istrinya kata suaminya demikian itu, maka makinlah sangat ia menangis. Maka kata suaminya, “Diamlah, tuan, jangan menangis, biarlah kakanda pergi mencahari buah mempelam itu. Jikalau dapat oleh kakanda akan buah mempelam itu, kakanda berikan kepada tuan.”
Maka istrinya pun diamlah, maka suaminya itu pun pergi ke pasar mencahari buah mempelam itu. Setelah sampailah ia di kedai orang berjual buah mempelam, maka si Miskin itu pun berhentilah di sana. Hendak pun dimintainya, ia takut akan dipalu orang.
Maka kata orang, yang berjual buah mempelam itu, “ Hai si Miskin, apa kehendakmu?”
Maka sahut si Miskin itu, “Jikalau ada belas dan kasihan serta rahim tuan akan datang orang miskin hamba ini berikan sebiji saja, Tuan.”
Maka terlalu belas hati sekalian orang pasar itu, yang mendengar kata si Miskin itu, seperti hamcurlah kata hatinya. Maka ada yang memberi buah mempelam, ada yang memberikan zuadah, ada yang memberikan nasi, ada yang memberikan kain baju, ada yang memberikan buah-buahan oleh sebab anak yang diidamkan oleh istrinya itu.

Sumber: Teori dan Apresiai Prosa Fiksi, hal 29-30